Kamis, 26 Maret 2015

Tanjidor, Alat Musik Tradisional Dari Eropa yang Melegenda Di Jakarta


Semakin berkembangnya jaman yang semakin pesat saat ini kesenian tradisional Betawi mulai jarang ditemukan di Kota Jakarta, keberadaan alat musik tradisional betawi  seperti Tanjidor sepertinya hanya bisa kita saksikan saat di gelar perayaan Hut Jakarta atau hajatan - hajatan besar Masyarakat Betawi. 

Alat musik Tanjidor pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke – 18, nama Tanjidor sendiri berasal dari bahasa Portugis bernama Tangerdor yang bermakna alat  musik berdawai.

Menurut cacatan sejarah alat musik Tanjidor berasal dari Eropa tepatnya Negara Portugis, di Portugis sendiri Tanjidor kerap di mainkan untuk mengiringi pawai hari Perayaan keagamaan pesta Santo Gregorius. 

 Hingga pada abad ke - 18, musik tradisional Tanjidor  melegenda di Jakarta dan pada masa itu Tanjidor sering di manfaatkan untuk mengiringi Pasangan Pengantin yang di arak berkeliling Kampung.

Untuk memainkan alat musik tradisional Betawi  ini di butuhkan sekitar 10 orang pemain untuk mengiringi alat musik lainnya berupa Trombone, Klarinet, Drum, Piston, Simbal, Terompet dan lainnya. 

Meski alat musik Tanjidor merupakan kesenian tradisional Betawi namun para pemain Tanjidor biasanya di dominasi oleh orang – orang dari luar Jakarta, seperti daerah Indramayu, Depok, Bekasi, Tangerang,dan lainnya.

Orker Tanjidor  biasanya mengiringi lagu-lagu daerah seperti Kramton, Merpati putih , Bananas, Cente manis, Surilang, dan Kramat karem,. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar