Senin, 30 Maret 2015

Menyusuri Jejak Peninggalan Belanda Di Museum Taman Prasasti Jakarta


Dari sekian banyaknya Museum di Jakarta, ada satu Museum yang menyimpan kisah pilu dan memiliki keunikan sendiri yakni Museum Taman Prasasti Jakarta.

Dibalik rimbunnya pepohonan yang tumbuh disekitar komplek terlihat suasana suram dan sunyi di sekiatar Museum, hal tersebut tak luput dari sejarah kelam di balik kisah kematian para Tokoh penting di jaman penjajahan Belanda.

Seperti yang kita ketahui bersama Museum Prasasti  Jakarta menyimpan berbagai jenis Batu Nisan yang memiliki nilai sejarah tinggi bagi Bangsa Indonesia.

Museum Taman Prasasti Jakarta di resmikan pada tahun 1977 oleh Bapak Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI pada masa itu, pada mulanya Museum ini hanyalah sebuah area Pemakaman umum yang bernama Makam Kober atau Kebon Jahe Kober.

Makam Kebon Jahe Kober sendiri sudah ada sejak tahun 1795 dimana pada masa itu banyak sekali Warga Belanda yang meninggal di Batavia dengan cara mendadak karena adanya wabah Penyakit, sebagian besar bangsa Belanda di makamkan di komplek Makam Kober.

Pada masa itu orang – orang Belanda kuburkan di samping Gereja Nieuwe Hollandse Kerk yang kini berganti nama menjadi Museum Wayang.


Karena jumlah kuburan Belanda di Batavia semakin padat maka pihak Pemerintah Batavia membuka lahan pemakaman baru yang ada disekitarnya yang kini berlokasi di Jalan Tanah Abang 1 Jakarta Pusat.

Ada beberapa makam yang dianggap misterius salah satunya makam Kapitan Jas, hingga kini belum di ketahui secara pasti siapa sebenarnya sosok di balik nama yang tercantum di dalam batu nisan tersebut, namun Masyarakat setempat meyakini jika Makam ini dapat memberikan Kesuburan, Kemakmuran serta Keselamatan bagi para Peziaranya.

Karena mitos tersebut hingga kini banyak peziarah yang datang ke Makam ini untuk mengalap berkah pada si Empunya Makam.

Selain itu dari sekian banyak koleksi Batu Nisan yang ada di Museum ada salah satu Batu nisan bernama Stovia, H.F. Roll. 

Selain di Museum Taman Prasasti Jakarta ada pula Batu Nisan dari makam Mendiang Olivia Marianne yang merupakan istri Thomas Stamford Raffles dan juga Makam Miss Riboet salah seorang pemain Opera terkenal pada era 1920 an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar